Sejak 2002 dr Probosuseno, SpPD, spesialis penyakit dalam dari Bagian Penyakit Dalam/SMF Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS Dr Sardjito, Yogyakarta menerapkan motto KUAT dalam kesehariannya. ''Karena Rasulullah shalallahualaihi wasallam mengatakan Allah azzawajalla lebih mencintai dan lebih baik bagi orang mukmin yang kuat, yaitu sehat dan bisa menyehatkan/membahagiakan sekitarnya,'' tuturnya.
Pria yang biasa disapa Probo ini menjabarkan prinsip KUAT tadi sebagai berikut. K-Kebiasaan buruk, seperti merokok, dibuang. Minuman yang mengandung alkohol/minuman keras ditinggalkan. Tidak ngemil bila sudah kenyang, kecuali memang sakit mag dan makannya harus sering. ''Sejak dulu saya tidak merokok. Secara agama dan kedokteran ada bukti-bukti dan data betapa rokok tidak baik,'' tutur ayah dari enam anak ini.
Kebiasaan buruk lainnya adalah tidak manja. ''Meskipun ada pembantu, mengapa tidak mencuci sendiri? Akibat kita memanjakan diri akhirnya tubuh kita lemah. Begitu kita tua menderita osteoporosis,'' kata pemilik Yayasan Sayang Anak dan Lanjut Usia Indonesia Cahaya Hati ini.
'K' lainnya adalah kebisingan, yang menurutnya, harus ditinggalkan dan diganti dengan Kiroatil Qur'an atau membaca Al-qur'an. 'K' berikutnya adalah kebersihan lingkungan harus dijaga.
U-Usahakan makanan yang halal dan thoyyib. Makanan bergizi dan minum yang cukup. Harus banyak minum air putih sampai kencing berwarna jernih. Sebab, kalau warna air seni masih kuning berarti seseorang kurang minum. Kalau air seni berwarna jernih, katanya, pusing dan pegal-pegal akan hilang.
'U' selanjutnya adalah usahakan menolong orang lain. Orang yang suka menolong orang lain itu sehat. ''Ini misteri. Di negara yang maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang, orang-orang yang berumur panjang adalah pekerja sosial dan professor yang suka menolong orang,'' ujar pria kelahiran Sukoharjo, 22 Maret 1962 ini.
Orang yang suka menolong orang lain, lanjutnya, ada rasa senang dalam hatinya. Rasa senang itu ternyata mendorong sel-sel darah putih mematikan penyakit, dan bersifat antikanker, antikuman. Ini menimbulkan data bunuh penyakit yang ampuh.
''Karena itu dalam bahasa Islam kita menyembuhkan segala penyakit dengan sedekah. Ini berlaku juga dalam keluarga kami. Minimal 2,5 persen harus untuk sedekah. Anak-anak juga saya minta sebagian uang sakunya untuk sedekah,'' kata Probo yang aktif di berbagai kegiatan sosial. Ia menduduki kursi wakil ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Temanggung, Pembinaan Rohani Islam KORPRI, dan ketua Takmir Masjid As-Syifa RS Dr Sardjito, Yogyakarta.
A-Agama dilaksanakan secara utuh, selama 24 jam sehari. Menurut Probo, agama harus dijalankan baik dalam keadaan suka maupun tidak suka, gembira maupun sedih, uang banyak atau tidak punya uang. Penelitian-penelitian di luar negeri membuktikan bahwa orang yang beragama kuat lebih tahan sakit dan jarang sakit. Kalau pun sakit, orang seperti itu akan mendapatkan kesembuhan dengan cepat.
'A' selanjutnya adalah Atasi stress dengan tertawa tanpa dusta, olah seni, olah batin (zikir dan doa), dan bekerja keras. ''Setiap hari saya ngosek (membersihkan - Red) WC, mencuci baju, menyapu, dan bahkan cuci piring bisa sampai 10 kali,''tutur suami dari drg Siti Rohmi ini sambil tersenyum. Dengan menjadi orang yang berguna, ia yakin seseorang akan jarang sakit.
T-Teratur olahraga, menaati pesan-pesan dokter, dan tidur yang cukup sekitar 4-8 jam. Kalau tidur kurang atau lebih dari waktu tersebut, maka orang akan cepat meninggal. Walaupun sakit, seseorang tak boleh tidur berlama-lama karena ia bisa terkena radang paru-paru (pneumonia). ''Saya berharap masyarakat bisa mengamalkan KUAT sehingga bisa berhemat, uangnya tidak untuk berobat lagi tetapi untuk sedekah, menolong orang dan anak asuh,'' kata sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sleman, Provinsi DIY ini.