Memasak, Hindari Zat Berbahaya
Dalam memproses masakan yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan keluarga, perlu diwaspadai zat berbahaya yang berkemungkinan menjadi bagian dari campuran makanan yang dimasak setiap harinya.
Hal itu disampaikan oleh narasumber Seminar Tata Boga dan Table Menner dari Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau Sri Kandy Rita, di kantor DPD Golkar Kampar, Rabu (12/12), yang ditaja oleh Pokja III TP PKK Kabupaten Kampar dalam rangka menyemarakkan Hari Gerak PKK di Kabupaten Kampar.
Sri Kandy memaparkan pengolahan makanan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain bentuk pengeringan, pemanasan, pengasapan, fermentasi, penambahan bahan kimia (penambahan gula, garam dan Bahan Tambahan Makanan (BTM)).
BTM yang dimaksud adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan bukan merupakan ingridien khas makanan, mempunyai atau tidak nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pengolahan, penyimpanan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkut makanan.
Dengan adanya BTM ini, para kaum perempuan perlu mengetahui tentang zat-zat yang merugikan dan zat yang dibenarkan untuk dicampurkan ke dalam makanan. Penggunaan bahan tambahan untuk makanan dibenarkan apabila bertujuan untuk mempertahankan gizi, untuk konsumsi golongan orang-orang tertentu, untuk mempertahankan mutu atau kestabilan makanan dan untuk keperluan pembuatan, pengolahaan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, pemindahan ataupun pengangkutan.
Bahan tambahan makanan yang dilarang penggunaannya, antara lain asam borat, asam salisilat, dietilpirokarbonat, dulsin, kalium klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang dibrominasi, nitrofurazon, formalin dan kalium karbonat.
Ketua TP PKK Kabupaten Kampar Ny Mimi Gusneti Burhanuddin didampingi Ketua Pokja III Ny Jon Sabri dan anggota Ny Tuti Tanzili kepada Riau Pos usai acara mengatakan bahwa keberadaan zat BTM perlu menjadi perhatian dalam mengolah, menyimpang hingga mengkonsumsi makanan, sebab apabila BTM yang dicampur ke makanan merupakan zat yang merugikan maka akan berpengaruh pada kesehatan. Sekarang ini banyak zat berbahaya yang terkadang banyak kaum ibu mengetahuinya.
”Untuk itu dalam seminar ini diharapkan ada pengetahuan baru betapa pentingnya pengetahuan tentang BTM yang merugikan kesehatan dan BTM yang dibenarkan,” tukasnya.